Total Tayangan Halaman

Kamis, 01 Januari 2015

IBU

IBU Pernah Aku ditegur Katanya untuk kebaikan Pernah katanya aku dimarahi Katanya membaiki kelemahan Pernah aku diminta membantu Katanya supaya aku pandai Ibu .......... Pernah aku merajuk Katanya aku manja Pernah aku melawan Katanya aku degil Pernah aku menangis Katanya aku lemah Ibu ........... Setiap kali aku tersilap Dia hukum aku dengan nasihat Setiap kali aku kecewa Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat Setiap kali aku dalam kesakitan Dia obati dengan penawar dan semangat Dan bila aku mencapai kejayaan Dia berkata bersyukurlah pada Tuhan Namun ........... Tidak pernah aku lihat air mata dukamu Mengalir dipipimu Begitu kuatnya dirimu ....... Ibu ......... Aku sayang padamu ......... Tuhanku .......... Aku bermohon pada-Mu Sejahterakanlah dia Selamanya ..........

Sabtu, 27 Oktober 2012

PUISI UNTUK PSSI

Dimanakah PSSI-Ku ketika Panglima Sudriman masih ada Dimanakah PSSI-Ku ketika hanya demi Rakyat dan Negara Kita berjuang Dimanakan PSSI-Ku ketika kewibawaan dan pengorbanan diAgungkan Dimanakah PSSI-Ku ketika ketulusan dan keikhlasan dikedepankan Dimanakah PSSI-Ku ketika fulus bukan jadi tujuan Dimanakah PSSI-Ku ketika kejayaan Negeri yang kita Cari Oh Panglimaku yang tak pernah mati Kenapa jejak-jejakmu tertutup ambisi Oleh sosok-sosok hidup yang lupa diri Yang menabur hasut dan provokasi Dan menyulut api disintegrasi Yang merasa besar dan gagah berani Padahal tak sebesar kuman atau bakteri Dibanding Alam Semesta yang Kita huni PSSI-Ku hampir tak ada lagi Paket-paket sanksi siap didelivery Wahai SaudaraKu yang gagah berani Cepat sudahi cerira tak berarti Tutup mataMu dengan pita Merah Putih Dan Garudaku tancapkan di Dada Kiri Ini untuk Pengurus PSSI Kapan kau akan sadar diri Karena Kami disini mulai mati Menunggu sepanjang hari Ini untuk pengurus PSSI Janganlah kau berkeras hati Sekaranglah saatnya berbenah diri Untuk dapat raih prestasi Ini untuk pengurus PSSI Kapankah kau bekerja sepenuh hati Memberikan kami yang berarti Demi Pertiwi dan generasi